Keistimewaan Kucing dalam Sejarah Islam

Kucing merupakan salah satu hewan yang paling sering ditemui di seluruh dunia, apalagi di Indonesia. Karena banyaknya jumlah populasi ini, banyak orang yang menjadikannya sebagai hewan peliharaan dan teman dirumah. Bahkan, Rasulullah berpesan kepada para sahabat untuk selalu menyayangi kucing, layaknya menyayangi keluarga sendiri.
Banyak kisah tentang kucing yang dapat kita ketahui mulai dari zaman Rasulullah hingga saat ini. Berikut adalah beberapa kisah yang dapat kalian simak :

Mueeza, Kucing Kesayangan Rasulullah
Nabi Muhammad SAW merupakan pribadi yang menyayangi semua makhluk. Sifat ini juga di perlihatkan ketika beliau sedang melakukan perang. Beliau melarang  para pengikutnya untuk membunuh binatang atau pun merusak tanaman. Mereka adalah makhluk hidup yang harus dilindungi dan tidak boleh dirusak hanya karena alasan duniawi.
Salah satu hewan yang merupakan kesayangan nabi adalah kucing. Bahkan Beliau mempunyai kucing kesayangan dan diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala nabi hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.
Dalam aktivitas lain, ketika nabi kedatangan tamu dirumahnya, maka nabi akan selalu menggendong mueeza dan diletakkan di pangkuannya. Selain itu, ada salah satu sifat yang disukai oleh nabi, yaitu ketika terdengar azan berkumandang, maka Mueeza akan mengeong seolah mengikuti lantunan azan tersebut. Inilah yang membuat nabi sayang kepada kucing.
Bahkan ada suatu kisah yang menjelaskan tentang azab yang akan diterima jika kita memperlakukan kucing dengan semena-mena. Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
“Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah.” (Shahih Muslim No.4160)
dan dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar[1] dan Abu Hurairah.[2]

Penghormatan para Tokoh Islam terhadap Kucing pasca Meninggalnya Nabi Muhammad SAW
Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, pada masa dinasti mamluk, baybars al zahir, seorang sultan yang juga pahlawan garis depan dalam perang salib sengaja membangun taman-taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan didalamnya. Tradisi ini telah menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara islam. Hingga saat ini, mulai dari damaskus, istanbul hingga kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.

Pengaruh Kucing dalam Seni Islam
Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan di dunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannya yang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.

Kucing yang Memberi Inspirasi bagi Para Sufi
Seorang Sufi ternama bernama ibnu bashad yang hidup pada abad ke sepuluh bercerita, suatu saat ia dan sahabat-sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap masjid kota kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu balik lagi, setelah memberinya potongan yang ke dua, diam-diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai disebuah atap rumah kumuh, dan didapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya hingga ia menjadi seorang sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067. Selain itu, kaum sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan dzikir kalimah Allah.

Kisah Tauladan dari Seekor Kucing
Salah satu cerita yang cukup mahsyur yaitu tentang seekor kucing peliharaan yang dipercaya oleh seorang pria, untuk menjaga anaknya yang masih bayi dikala ia pergi selama beberapa saat. Bagaikan prajurit yang mengawal tuannya, kucing itu tak hentinya berjaga di sekitar sang bayi. Tak lama kemudian melintaslah ular berbisa yang sangat berbahaya di dekat si bayi mungil tersebut. Kucing itu dengan sigapnya menyerang ular itu hingga mati dengan darah yang berceceran.
Sorenya ketika si pria pulang, ia kaget melihat begitu banyak darah di kasur bayinya. Prasangkanya berbisik, si kucing telah membunuh anak kesayangannya! Tak ayal lagi, ia mengambil pisau dan memenggal leher kucing yang tak berdosa itu.
Tak lama kemudian, ia kaget begitu melihat anaknya terbangun, dengan bangkai ular yang telah tercabik di belakang punggung anaknya. melihat itu, si pria menangis dan menyesali perbuatannya setelah menyadari bahwa ia telah mebunuh kucing peliharaannya yang telah bertaruh nyawa menjaga keselamatan anaknya. Kisah ini menjadi refleksi bagi masyarakat islam di timur tengah untuk tidak berburuk sangka kepada siapapun.

Itulah beberapa kisah tentang kucing dari zaman Rasulullah. Semoga kalian bisa memetik hikmah yang terkandung serta menambah rasa sayang kalian kepada kucing ya.


Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar